About

Selamat datang di blog saya.....Terimakasih sudah berkunjung,jangan lupa balik lagi ya. :)

Cari Blog Ini

Perkembangan Teknologi Infromasi dan Komunikasi di Indonesia

Kamis, 08 Maret 2012
Banyak perubahan-perubahan yang telah terjadi di dunia ini dimana setiap perubahan dapat diketahui dan dirasakan oleh seluruh dunia secara cepat dan memiliki kesamaan dengan sumber perubahan tersebut. Perubahan itu dapat berupa fisik maupun non-fisik, seperti kemajuan teknologi; komputer, telepon seluler, satelit, mobil dan lain sebagainya. Sedangkan perubahan non-fisik bisa berupa perkembangan ilmu pengetahuan seperti ditemukannya banyak teori-teori baru dalam manajemen, psikologi, kedokteran dan lain sebagainya, bahkan perkembangan ideologi di suatu tempat atau negara dapat diterima di negara yang lain. Tidak hanya yang bersifat positif, bahkan perubahan-perubahan negative pun dapat disebarkan keseluruh dunia, seperti virus, krisis ekonomi dan lain sebagainya.

 
Inilah kehebatan dari kehidupan di era informasi atau abad 21, semua perubahan dapat berlangsung dalam hitungan detik dan berpindah-pindah dengan mudah dan cepat. Era informasi yang ditandai dengan berkembangnya masyarakat dunia yang berpengetahuan telah menjadi tuntutan semua negara, bahkan Persatuan Bangsa-Bangsa melalui Konfrensi-konfrensi tingkat tinggi yang diberi nama KTT Masyarakat Informasi telah menyetujui terbentuknya masyarakat informasi di seluruh dunia yang pada akhirnya berdampak pada kebijakan di seluruh negara-negara dunia untuk mengembangkan segala kebutuhan yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi.
Tentunya hasil KTT ini tidak tanpa tujuan yang jelas, melalui KTT ini diharapkan tumbuhnya bangsa-bangsa yang sadar dan cepat menangkap informasi sehingga akan berdampak pada pertumbuhan pengetahuan-pengetahuan yang menjadi dasar untuk terbentuknya masyarakat berpengetahuan di seluruh belahan dunia. Pada akhirnya tidak ada lagi negara berkembang dan negara terbelakang dari segi pengetahuan dan kemandirian.
Masyarakat informasi dan masyarakat berpengetahuan telah menjadi tujuan bersama yang telah ditetapkan di dalam KTT tersebut, hal ini juga senada dengan pernyataan Peter S. Drucker, seorang pakar manajemen barat bahwa aset paling berharga bagi perusahaan (bahkan negara) pada abad 21 ialah ilmu pengetahuan dan pekerja atau masyarakat terdidik (knowledge people). Pengetahuan telah menjadi modal bagi pembangunan ekonomi, menggantikan sumber daya alam yang tidak dapat menjadi andalan lantaran dapat terdepresi bahkan memunculkan perusakan lingkungan yang berujung pada kerugian umat manusia.
Selama sejarah umat manusia, sumber daya alam (SDA) seperti tanah, mineral, minyak bumi dan hutan merupakan modal kesuksesan suatu bangsa. Namun, kini SDA bukan faktor utama lagi dan masyarakat modern sekarang ini telah menemukan kekuatan baru yang non-fisik dan selalu dapat terbarukan, itulah yang disebut dengan knowledge. Hal ini dapat dibuktikan dengan lahirnya seorang Bill Gates sebagai salah satu orang terkaya di dunia yang bukan lahir di lingkungan kaya, tuan tanah atau keluarga yang memiliki bisnis bahan mineral. Untuk pertama kali di dalam sejarah manusia orang terkaya di dunia lahir hanya dengan bermodalkan knowledge, khususnya ilmu tentang teknologi komputer.
Melihat kenyataan tersebut dapat digambarkan bagaimana pengetahuan tentang teknologi informasi saat ini dapat mengalahkan hasil pencapaian peradaban terdahulu. Salah satu contoh negara yang telah menerapkan ilmu pengetahuan dan informasi dalam menciptakan keberhasilan pembangunan adalah Finlandia sehingga telah menjadi knowledge based society yang terkaya di dunia, Finlandia menjadikan pengetahuan dan informasi sebagai faktor penting dalam setiap proses menciptakan nilai dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat dibangun dengan faktor menciptakan, menyebarkan, dan menggunakan pengetahuan untuk meningkatkan nilai tambah hingga menaikkan tingkat kesejahteraan. Ciri lainnya adalah terjadi perubahan cepat dalam pengembangan teknologi, terutama teknologi informasi dann komunikasi (TIK) yang menjadi andalan bangsa ini. Untuk mencapai kemajuan pesat dalam teknologi ini, Finlandia mengeluarkan investasi besar bagi kegiatan riset dan pengembangan TIK. Untuk di bidang riset dan pengembangan, Finlandia di antara Negara-negara anggota Organization for Economic Coorperation and Development (OECD) menduduki urutan kedua setelah Swedia. Pemanfaatan TIK di negara ini digarap secara total di segala lini, mulai dari hulu hingga hilir dan membutuhkan sumber daya manusia yang spesialis dan terdidik.
Melihat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat dan maju di negara-negara yang ada di dunia, seperti negara-negara Eropa dan Amerika kini telah menjalar negara-negara ke Asia yaitu Jepang, China, Korea Selatan dan India. Semua ini memang tak lepas dari peran positif globalisasi dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga di negara Eropa Utara memiliki program belajar seumur hidup, pengembangan inovasi nasional, peningkatan investasi riset dan pengembangan serta pelaksanaan laboratorium masyarakat informasi di Eropa. Selain itu China juga menerapkan hal yang sama dalam mengelola negaranya yaitu mengoptimalkan peran teknologi informasi dalam pembangunan bahkan mengembangkan secara intens dalam program-program pendidikan. Pada akhirnya China mampu bersaing bahkan menjadi negara yang maju untuk bidang TIK.
Kebijakan Internasional dan Nasional dalam Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Melihat perkembangan yang pesat di bidang TIK ini pada akhirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui program KTT menyelenggarakan secara khusus agenda tersebut yang diberi nama dengan KTT Masyarakat Informasi atau World Summit on the Information Society (WSIS). KTT tersebut telah diselenggarakan secara berkala yang pada pertemuan terakhir diselenggarakan di Tunisia pada tanggal 16-18 November 2005 yang mengesahkan dua dokumen:
  1. Tunis Commitment sebagai payung komitmen politik kepala negara dalam mewujudkan masyarakat informasi. Tunis Commitment disepakati antara lain pentingnya prinsip-prinsip universality, indivisibility, independensi dan inter-relasi hak-hak dasar manusia; peran dan tanggung jawab pemerintah dalam kebijakan publik; peran dan kemitraan kalangan bisnis, LSM dan kerjasama PBB dan organisasi internasional lainnya; akses pada informasi dan kerjasama IPTEK dalam memperkuat ekonomi dan pembangunan; peningkatan kemampuan SDM; prinsip universal dan non-diskriminasi dalam mendapatkan manfaat TIK, dan membantu dalam mencapai Millenium Development Goals (MDGs).
  2. Tunis Agenda for the Information Society sebagai pedoman operasional untuk mewujudkan masyarakat informasi yang meliputi mekanisme keuangan (Financial Mechanism), pengelolaan internet (Internet governance) dan pelaksanaan dan tindak lanjut (Implementation and Follow-Up).
Pertemuan tersebut mengharuskan seluruh negara-negara dunia untuk berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat informasi termasuk Indonesia yang pada akhirnya membuat roadmap atau peta serta program menuju “Indonesia Information Society 2015”. Salah satu ciri dari masyarakat informasi setidaknya 50 persen penduduk Indonesia sudah dapat mengakses teknologi informasi dan komunikasi. Rencana tersebut difokuskan pada upaya menjembatani kesenjangan informasi di daerah-daerah yang belum memiliki akses informasi dan komunikasi. Adapun manfaat keberadaan TIK bagi bangsa Indonesia adalah :
  1. Mendukung perbaikan keamanan dan mempercepat perkembangan kesejahteraan sosial dan ekonomi.
  2. Mengatasi berbagai kesenjangan antara pusat dan daerah dalam mendukung suatu sistem yang lebih adil dan makmur.
  3. Meningkatkan akses informasi dan pengetahuan.
  4. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (human capacity building).
  5. Mendukung proses demokrasi dan transparansi birokrasi.
  6. Membentuk masyarakat informasi (knowledge-based society).
Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki sekitar 17 ribu lebih pulau (6 ribu pulau berpenduduk) yang tersebar dalam area geografis 1.919.440 km2. di satu sisi kondisi ini merupakan suatu keuntungan yang besar bagi bangsa kita karena memiliki sumber daya yang besar, baik secara demografis maupun geografis. Jumlah pulau yang tersebar begitu banyak justru menjadi hambatan dalam proses pembangunan dan pengembangan TIK. Aspek tingginya biaya menjadi salah satu faktor penting sulitnya pembangunan dan pengembangan TIK hingga ke pelosok negeri, sehingga fokus pembangunan lebih banyak dititikberatkan pada wilayah-wilayah yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi seperti pulau Jawa dan sebagian Sumatra.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.